Cinta Istri Imran

Imran, laki-laki yang Allah muliakan dengan menjadikan keluarganya menjadi salah satu nama surah dalam Al-Quran. Surah Ali Imran: keluarga Imran. Sudah pasti kemuliaan semacam itu ada karena keistimewaannya.

"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala ummat". QS: Ali Imran: 33

Kisah tentang indahnya cinta keluarga Ibrahim sudah banyak kita dengar. Tentang ia yang menikahi Haajar dan memiliki Ismail, yang ia tinggalkan di negeri tandus. Lalu Allah menyirami mereka dengan zamzam dan keberkahan yang tak putus. Karena kesabaran dan kepasrahan mereka. Juga tentang kabar gembira untuk Sarah yang memiliki Ishaq. Kisah penyembelihan Isma'il, hingga kisah anak-bapak yang membangun ka'bah, yang semuanya penuh hikmah.

Beruntungnya keluarga Imran, disejajarkan oleh Allah dengan keluarga seistimewa keluarga Ibrahim. Beruntungnya mereka, karena kelak mereka memiliki Maryam.

Para ibu atau yang akan menjadi ibu pasti tau, betapa indah getar-getar cinta pada sang janin. Rindu, padahal wujudnya belum nyata. Hanya karena tau, bahwa ada yang sedang bernafas dengan nafasnya.

Istri Imran mengajarkan kita hakikat cinta yang luar biasa. Mencintai anak-anak sesungguhnya adalah mencintai masa depannya. Dan masa depan terbaik adalah menjadi apapun, di jalan Allah.

Bergetar hati ini mengeja doa istri Imran,
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa yang ada di dalam kandunganku kelak menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu). Maka terimalah dariku. Sungguh Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui" (Ali Imran: 35).

Lalu Allah menjawab dengan firman-Nya:
"Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik ..." (Ali Imran: 37).

Subhaanallah,, adakah yang lebih indah dan menenteramkan hati, selain penjagaan Allah terhadap sang buah hati?

Indahnya cara istri Imran mencintai putrinya, Maryam. Mendoakannya sejak di dalam kandungan, menyerahkan jiwa sang anak untuk mengabdi pada Allah, maka bagaimana mungkin Allah tidak menjaganya?

Adakah yang lebih agung dari cinta semacam itu?

Bunda, mari kita renungkan, apa yang kita harapkan dari anak-anak kita? Anak-anak sholeh, hafal Quran, pandai, mandiri, dewasa, sukses di sekolah, sukses dalam karir atau bisnis, mapan, lalu sanggup menghidupi orangtuanya di hari tua?

Semua itu tidak salah, bahkan sangat baik :). Namun, apakah tangan kita sanggup melakukannya? Apakah hanya dengan bersandar pada kemampuan kita, itu semua dapat terwujud?

Allah. Untuk mereka yang percaya mereka bisa mewujudkannya, mereka pasti punya Allah sebagai sandaran.

Seperti istri Imran, yang begitu pandai 'merayu' Tuhannya. Sikap yang sebenarnya amat mudah kita tiru dan teladani. Mewakafkan buah hati kita di jalan Allah. Mengabdi pada-Nya, menjadi apapun mereka. Bisakah kita?

<i>Ya Allah, aku wakafkan anak-anakku di jalan-Mu, mengabdi pada-Mu, membela agama-Mu. Terimalah, dan mudahkan jalanku membimbing mereka ke sana. Aamiin.. <i>


Sent from BlackBerry® on 3

Komentar

Posting Komentar

Populer

Insya Allah, In Shaa Allah, In Syaa Allah atau ....?

Sebelum Engkau Halal Bagiku

The Centong Hunter (Awwab dan Empatinya)