Postingan

Menampilkan postingan dari Juni 27, 2008

Mengantar Orangtua ke Syurga

Masih ingatkah kita dengan sebuah kisah di masa Rasulullah? Tentang ketaatan seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya berjihad dengan satu pesan, "Jangan pergi sebelum saya pulang". Dan ternyata, dalam masa kepergian suaminya, orangtuanya sakit keras. Saudara-saudaranyapun memintanya hadir, untuk menemui orang tuanya yang sedang sakit, namun karena ketaatannya kepada suami, dia tak juga berangkat menemui orang tuanya hingga meninggal. Tentu, kita semua mengingatnya bukan? Bagi kita manusia biasa, peristiwa tersebut terasa amat janggal. Tak masuk akal. Bagaimana mungkin seorang anak mampu bertahan tidak menemui orang tuanya yang sedang sakit keras bahkan sampai meninggal, hanya karena taat kepada pesan suami. Mungkin, sebagian kita bahkan akan mengumpat dan mencaci maki kepada wanita tersebut bila kita hidup di masa itu. Kita akan katakan kepada wanita tersebut sebagai anak yang tak berbakti, anak yang tak tahu balas budi atas kasih sayang orang tua, anak yang keterlaluan

Benar-benar 'Hidup Baru'!

[Sebelum aku mulai tulisan ini, aku mau cerita dulu bahwa,, Alhamdulillah,,,,, kakakku pulaaaaaaang.. Seneng banget loh.. :L Tapi sekarang kk dah pergi lagi.. Sedih, tapi tetep senyum deh. :) ] Sudah sangat umum, ketika ada seseorang menikah, diucapkan "Selamat Hidup Baru". Begitupun aku. Selain kata-kata "Barakallahu laka dst", kata-kata umum untuk ucapan pernikahan ya itu, "Selamat Menempuh Hidup Baru". Aku juga termasuk yang begitu, minimal, setelah puisi-puisi kecil atau doa lainnya, di ujung kartu kutulis, "Selamat Menempuh Hidup Baru". Abis, nulis apa lagi dong? ;) Udah standar banget, ya, kaya'nya.. :) Sebelum nikah, aku sama sekali ga paham esensi kata-kata itu. Ya sekedar bumbu kartu hadiah pernikahan. :) Tapi ternyata, pernikahan benar-benar hidup baru! (Yang dah nikah pasti ngetawain aku neh,, ihh baru tau.. :p ) Pertama kali kata-kata "bener-bener hidup baru" kurasakan maknanya ya di hari-hari awal pernikahanku. Hari per