Maher & Susu

Awwab kakaknya, sangat berbeda 180 derajat. Untuk minum susu di pagi hari saja harus dipaksa atau diiming-imingi. Minumnya diseruput, sedikit-sedikit dan memakan waktu lama. Sering sekali terjadi, dua gelas susu yang aku sediakan akhirnya diminum Maher semua. Kalau aku protes, "Maher kok minum susu kakak?", si kakak malah membela, "Gak papa kok, buat Maher aja". Toeww...
Beberapa hari yang lalu, tepatnya 9 April, di hari besar pesta demokrasi Indonesia, aku pergi ke TPS (tempat pemungutan suara) pagi-pagi sekali. Hampir berbarengan dengan suami yang memang bertugas menjadi saksi di sana. Anak-anak belum bangun. Akupun segera mendaftar dan mencoblos, memberi cemilan sekedarnya untuk suami berupa susu, biskuit dan softdrink, lalu segera beranjak pulang.
Di rumah, aku segera mengurus anak-anak, mandi, sarapan, dan mereka pun segera berlarian mencari aktivitas. Karena aku pikir TPS tempatku mencoblos berada di area yang cukup luas dengan banyak pepohonan, akupun kembali ke sana bersama anak-anak.
Melewati warung kecil di dekat rumah, Maher menangis minta dibelikan susu pink, istilah yang dia buat sendiri untuk menyebut susu rasa stroberi kesukaannya. Karena kakaknya sudah berlari duluan ke arah TPS, akupun tidak membelikan susu pink untuknya, dan hampir sepanjang jalan dia menangis tersedu.
Sampai di TPS, suami yang menjalankan tugas saksi meminta tolong padaku untuk menggantikannya sebentar. Akupun duduk di kursi saksi, dan anak-anak lalu-lalang: masuk ke area TPS dan keluar lagi bermain bersama teman-temannya. Maher menghampiriku, lalu membuka kantong snack milik Babanya, mencari-cari sesuatu, lalu matanya berbinar-binar sambil berteriak, "Susu!!!" (haha).
Aku izinkan dia mengambil susu milik Babanya, lalu dia duduk manis membuka susu dan meminumnya cepat sekali :D
Sampai tiba pada perhitungan suara, aku tetap di sana bersama anak-anak. Hari mulai siang dan Awwab dengan lahap memakan jatah makan siangku sebagai saksi. Sementara Maher memilih makan siang dengan roti dan susu (lagi).
Setelah makan siang, akupun memberi susu untuk Awwab. Sudah makan dengan lahap, Awwab menerima susu dengan enggan. Aku juga memberi susu pada 2 sepupuku yang juga sedang bermain di sana. Karena yang lain minum susu, Maher pun minta susu lagi! Susu ketiga untuk hari itu. Oke, aku berikan. Maher minum susu di atas pohon, dan lagi-lagi susunya habis dalam hitungan detik.
Dari kejauhan, aku melihat Maher minum lagi susu milik kakaknya, dan seperti biasa, ketika aku mulai protes dengan isyarat, kakaknya datang memegang perutnya yang besar (entah memang besar atau dibesar-besarkan) sambil berkata, "Aku kenyang". Baiklah, susu keempat untuk Maher.
Subhaanallah, mungkin memang rezeki Maher hari itu, sepupuku juga memberi susunya pada Maher. Oke Maher, itu susu kelima.
Dan bagiku, sudah berlebihan kalau Maher minta susu lagi, yang memang itu kenyataannya. Aku berusaha teguh untuk tidak memberinya susu lagi pada hari itu dan membiarkan mereka bermain. Nanti juga lupa, pikirku.
Memang anak laki-laki benar-benar berenergi, mereka bermain dengan sangat lincah dan aku hanya bisa mengawasi mereka dari jauh. Sampai tiba-tiba, Maher jatuh dari pohon! Dia sedang berusaha turun ketika jatuh, alhamdulillah tidak terlalu tinggi dan di bawahnya ada batang pohon yang lunak yang menahan ketiaknya. Spontan dia menangis keras dan aku segera mendekati dan memeriksa tubuhnya. Alhamdulillah, tidak ada darah ataupun sesuatu yang fatal, Maher lalu memelukku.
Masih sambil menangis, dia berkata, "Susunya kuraaaang,,, jadi aku gak kuaaaaatttt"...
APAA?? LOL
#Semoga Allah memberkahi setiap tetes susu yang kamu minum ya, sayang.. Dan menjadikanmu sehat, kuat, cerdas, mandiri, bermanfaat bagi ummat. Aamiin :)
Komentar
Posting Komentar