Benar-benar 'Hidup Baru'!

[Sebelum aku mulai tulisan ini, aku mau cerita dulu bahwa,, Alhamdulillah,,,,, kakakku pulaaaaaaang.. Seneng banget loh.. :L Tapi sekarang kk dah pergi lagi.. Sedih, tapi tetep senyum deh. :) ]

Sudah sangat umum, ketika ada seseorang menikah, diucapkan "Selamat Hidup Baru". Begitupun aku. Selain kata-kata "Barakallahu laka dst", kata-kata umum untuk ucapan pernikahan ya itu, "Selamat Menempuh Hidup Baru". Aku juga termasuk yang begitu, minimal, setelah puisi-puisi kecil atau doa lainnya, di ujung kartu kutulis, "Selamat Menempuh Hidup Baru". Abis, nulis apa lagi dong? ;) Udah standar banget, ya, kaya'nya.. :)

Sebelum nikah, aku sama sekali ga paham esensi kata-kata itu. Ya sekedar bumbu kartu hadiah pernikahan. :) Tapi ternyata, pernikahan benar-benar hidup baru! (Yang dah nikah pasti ngetawain aku neh,, ihh baru tau.. :p )

Pertama kali kata-kata "bener-bener hidup baru" kurasakan maknanya ya di hari-hari awal pernikahanku.

Hari pertama, aku belum merasa. Yang memalukan (dan bikin nyeseeel bgt), karena aku emang ga terbiasa sarapan pagi, pagi pertama itu aku cuek banget & ga peduli kalo suamiku kelaparan dan pengen makan! Duh,, sedih deh kalo ingat. Padahal kakak kan orang baru di rumah, pastinya malu untuk ngambil makanan sendiri di meja makan. Kak, maafin aku ya.. :)

Hari kedua, aku masih harus 'diingatkan', "Yank, kakak lapar.." Duh, oh iya ya, aku ga boleh lagi hanya memikirkan perut sendiri. :f

Dan ketika hari ketiga dan seterusnya aku ingat, akupun selalu menyiapkan kebutuhan-kebutuhan primer kakak tepat pada waktunya. Aku yang biasanya makan kalau mau aja, jadi makan 3 kali sehari. Aku yang biasa makan sambil baca buku, harus konsentrasi penuh pada sendok, piring, gelas, oh.. :) Saat itulah aku pertama kali membatin, "Benar-benar hidup baru!" :) Alhamdulillah aku gak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan hal-hal baru itu.

Kukira, itu 'kata batin'ku yang terakhir.

Sampai suatu hari aku begitu tercengang ketika kami menempati sebuah flat di belahan dunia yang begitu jauuuuuuh dari kampung halaman. Tapi sepertinya bukan hanya aku yang tercengang, kakakpun merasa begitu dan bilang, "Ini harus jadi sejarah." :) Subhanallah, benar-benar hidup baru!

Dan ketika melepas kepergian kakak beberapa waktu lalu, aku harus kembali tercengang. Kusadari, sangat kusadari, memang begitulah perjuangan berumahtangga. Aku ga mungkin selamanya menggantungkan hidupku pada orangtua, terus saja bermanja-manja.

Ah, benar-benar hidup baru! (Padahal dah hampir setahun lho.. :) )

Kira-kira, kapan lagi aku tercengang dengan 'hidup baru'?

Mm,, ketika Eisya hadir, mungkin.

Eeh,, siapa tu, Eisya? ;) Kita lihat aja nanti ya.. :)

[Teman-teman yang dah merasakan rasanya hidup baru, bagi-bagi cerita yuu.. :) ]